Ketika Permukaan Bumi Berwarna-warni
DULU Sewaktu orang Jawa bertanya pada saya di mana rumah
saya, saya menjawabnya Kalimantan. Spontan pikiran mereka tertuju pada hutan
belantara. Maklum, waktu itu di daerah saya memang masih di penuhi hutan di
sana-sini, khususnya hutan tanaman kecil ( semak belukar ). Karena di daerah
saya sebagian besar adalah lahan gambut ( tanah gembur yang berair/rawa ).
Tapi kini semuanya telah berubah 120 derajat. Hutan semak
yang dulu terbentang di belakang kampung saya telah berubah menjadi hamparan
pemukiman penduduk yang begitu ramainya. Tak ada lagi buah-buahan hutan yang
mirip anggur yang biasa kami jadikan cemilan disaat bermain pada masa itu.
Sayapun teringat sebuah artikel yang pernah saya baca.
Bahwa saat ini ada tujuh miliar manusia yang mendiami Bumi dan sudah 43%
permukaan Bumi telah menjelma menjadi wilayah agrikultur atau perumahan. Hmmm,
jumlah yang sangat fantastis. Dan pastinya jumlah tersebut semakin miningkat
lagi setiap tahunya. Dan bisa kita bayangkan, permukaan bumi yang semula
dipenuhi warna hijau karena pepohonan kini telah dipenuhi banyak warna yang
menyebabkan semakin hilangnya keseimbangan Bumi itu sendiri ( bencana global ).
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Bumi ini, semakin
meningkat pula polusi udara yang telah menjelma menjadi sosok pembunuh yang
paling sadis bagi warga Bumi. Data dari WHO menyebutkan lebih dari dua juta
orang meninggal karena menghirup udara yang mengandung racun akibat pencemaran
dari produck-produck otomotif dan elektronik yang kita jumpai sehari-hari. Waw,
saya cuma bisa berkata Waw saja. Karena saya tak punya solusinya.
Mungkin anda yang punya solusi untuk Bumi yang semakin
tua ini. Karena saya hanya punya solusi, mari menanam pohon di pekarang rumah
kita. Biarkan rerumputan menghijau di sisi-sisi jalanan. Buanglah sampah pada
tempatnya, dan kurangi memakai alat transportasi berbahan bakar.
Saya sudah mencobanya dengan berjalan kaki dan merawat
dua pohon nangka di halaman rumah saya, bagaimana dengan anda? (sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar