Samanea saman yang sering disebut dengan Trembesi (Rain tree) merupakan
tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat. Trembesi dapat bertahan 2-4
bulan atau lebih lama di daerah yang mempunyai curah hujan 40 mm/tahun (dry
season) atau bahkan dapat hidup lebih lama tergantung usia, ukuran pohon,
temperatur dan tanah. Trembesi juga dapat hidup di daerah dengan temperatur
20-300oC, maksimum temperatur 25-380oC, minimum 18-200oC,
temperatur minimum yang dapat ditoleransi 80oC. Tanaman peneduh
hujan ini akan tumbuh 15-25 m (50-80 ft) di tempat terbuka dengan diameter
kanopi (payung) lebih besar dari tingginya.
Trembesi berbentuk melebar seperti
payung (canopy), pohon yang masuk dalam sub famili Mimosaceae dan famili
Fabaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Uniknya,
daun pohon saman bisa mengerut di saat-saat tertentu, yaitu 1,5 jam sebelum
matahari terbenam dan akan kembali mekar saat esok paginya setelah matahari
terbit. Jika hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup. Bentuk dahannya
kecil kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar seperti pohon
beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya mirip dengan biji
kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya menyerupai bulu-bulu
halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada dasar bunga berwarna merah.
Buahnya memanjang, berwarna hitam kala masak dan biasa gugur ketika sehabis
matang dalam keadaan terpecah. Setiap panjang tangkainya berukuran 7-10
sentimeter.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika
tropik namun sekarang tersebar di seluruh daerah tropika. Di Indonesia, orang
menjuluki tanaman ini dengan sebutan Ki Hujan atau trembesi, sementara dalam
bahasa Inggris dinamai rain tree (pohon hujan), monkeypod atau
saman. Asal muasalnya dari Hawaii, tetapi banyak tersebar di kepulauan Samoa,
daratan Mikronesia, Guam, Fiji, Papua Nugini dan Indonesia.
Manfaat Trembesi
Trembesi merupakan jenis pohon yang
memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari udara yang sangat besar. Pohon
ini mampu menyerap 28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya.
Berdasarkan penelitian Hartwell (1967-1971) di Venezuela, akar trembesi dapat
digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker.
Ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis
(Perry, 1980) yang dapat menyebabkan sakit perut. Trembesi juga dapat digunakan
sebagai obat flu, sakit kepala dan penyakit usus (Duke and Wain, 1981)
Perkembangbiakan trembesi dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembibitan (metode yang biasanya
digunakan), pemotongan dahan, ranting, batang dengan cara pencangkokan. Proses
pembibitan untuk skala besar dapat menggunakan biji trembesi dengan cara :
- Perkecambahan biji akan tumbuh dengan baik sekitar 36-50% tanpa perlakuan. Perkecambahan biji yang tidak diperlakuan akan tumbuh di tahun pertama penyimpanan biji (Seed Storage)
- Pembibitan biji dapat dilakukan dengan memberi perlakuan tertentu pada biji trembesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat, yaitu dengan memasukkan biji dalam air selama 1-2 menit dengan suhu 800C (1760F) dengan voluem air 5x lebih banyak dari volume biji, aduk biji kemudian keringkan. Rendam biji dalam air hangat dengan suhu 30-400 C (86-1040F )selama 24 jam. Metode ini akan membnatu perkecambahan biji 90-100%. (Craig and George, tanpa tahun). Skarifikasi biji (pengelupasan biji) akan tampak 3-5 hari setelah perlekuan dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk membantu pertumbuhan biji.
Biji sudah siap untuk ditanam
setelah perkecambahan. Saat itu panjang kecambah 20-30 m. Bibit yang mempunyai
diameter >10 mm dapat lebih bertahan dari air hujan. Perkiraan ukuran bibit
saat penanaman yaitu ketika mempunyai tinggi sekitar 15-30 cm (6-12 inci)
dengan panjang akar sekitar 10 cm (4 inci) dan panjnag batang mencapai 20 cm (8
inci). Diameter batang dari bibit harus mencapai 5-30 mm. Penanaman ini dapat
dilakukan di pasir (tempat pembibitan) atau di tanam di polybag yang berukuran
10×20 cm dengan komposisi 3:1:1 (tanah : pasir : kompos). Perawatan bibit
diperlukan untuk menjaga bibit agar bisa tumbuh besar terutama dari serangan
hama dan terpaan angin. Perawatan ini dilakukan sampai Rain Tree menjadi lebih
tinggi dan siap untuk melindungi.( SUMBER : morowaligreenoffice.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar